MENGGAPAI MALAM PENUH KEMULIAAN

Oleh : Mulyono Taufik, S.Pd.I

(Penyuluh Agama Islam Kec. Kemlagi)

أَ نَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)

Hari ini, Senin tanggal 1 April 2024 bertepatan dengan tanggal 21 Ramadan 1445 H dan secara otomatis kita telah masuk pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Sepuluh hari yang ketiga merupakan perjalanan etape terakhir pada bulan Ramadan. Ibarat permainan sepak bola, sepuluh hari terakhir adalah detik-detik menentukan apakah di penghujung permainan akan memenangkan pertandingan, atau justru akan menelan kekalahan.Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa perintah berpuasa telah tertulis dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah utama yang wajib dikerjakan oleh umat Islam. Dan menjadi ibadah yang istimewa, karena hanya ibadah puasa saja yang pahalanya langsung Allah sendiri yang menilainya dan seberapa besar pahala puasa hanya Allah yang tahu. Makanya hanya orang-orang yang beriman saja yang sangup memenuhi panggilan menjalankan puasa satu bulan penuh lamanya di bulan Ramadan. Pada bulan Ramadan terbagi ke dalam tiga fase, yakni fase pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga fase tersebut memiliki keistimewaannya masing-masing yang bisa dimanfaatkan umat Islam untuk beribadah dengan sebaik-baiknya. Dilansir dari NU Online, perjalanan bulan Ramadan dibagi menjadi tiga fase. 10 hari pertama bulan Ramadan adalah fase rahmat. Salah satu hadis yang sering digunakan terkait pembagian keutamaan bulan Ramadhan menjadi tiga, sebagai berikut :

أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار

“Adalah bulan Ramadhan awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya pembebasan dari api neraka.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah.)

Fase ini dianggap sebagai fase paling berat karena umat Islam harus mengalami perubahan kebiasaan diri, dari yang awalnya dapat makan dan minum sesuka mereka kini harus menahan diri. Meski demikian, orang-orang yang berhasil melewati fase ini semata-mata demi Allah SWT pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat sesuai dengan janji-jani Allah SWT.Kemudian ada fase kedua bulan Ramadan yang disebut sebagai fase maghfiroh atau ampunan. Rasulullah saw. menyampaikan, 10 hari kedua Ramadan adalah waktu yang kaya akan ampunan sehingga sebaiknya umat Islam mengejar ampunan Allah SWT. Ampunan yang diberikan pada 10 hari kedua Ramadan diberikan demi keselamatan orang-orang yang sedang berpuasa. Mereka akan dimaafkan dosanya sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT.Hal ini diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 133 yang berbunyi :

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ۝١٣٣

Artinya: Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”

Kemudian yang terakhir adalah 10 hari terakhir Ramadan atau fase ketiga bulan Ramadan. Fase sepertiga terakhir Ramadan ini dianggap sebagai fase pembebasan dari api neraka. Di sepuluh hari terakhir bulan ramadan, menjadi waktu paling tepat untuk semua umat Islam berlomba-lomba melakukan ibadah. Di fase ketiga Ramadan juga diduga sebagai momen turunnya Lailatul Qadar. [1]Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, dari ketiga tahap keutamaan yang dapat diraih selama bulan Ramadan. Tahap ketiga bisa menjadi tahap penentuan bagi seseorang yang menjalankan ibadah puasa. Fase ketiga adalah pembebasan dari api neraka ini di dalamnya diyakini oleh sebagain Ulama sebagaimana seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa di di malam-malam ganjil di akhir bulan Ramadan ada satu malam yang nilai keberkahan dan kemuliaannya lebih baik dari seribu bulan.Satu malam yang lebih baik dari seribu bulan inilah yang disebut dengan malam Lailatul Qadr. Sebuah malam yang di dalamnya Allah turunkan beribu keberkahan dan kemuliaan. Dan di malam itu Allah turunkan malaikat Jibril berserta rombongan malaikat yang lain ke dunia untuk menyampaikan salam kepada umat muslim yang mengisi malam itu dengan berdzikir atau mengingat Allah sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.Maka akan menjadi sangat rugi bagi seseorang jika dengan disampaikannya berita mengenai malam penuh berkah itu, tidak ia isi dengan berbagai hal kebaikan dan mengisi malam itu dengan mengingat banyak Allah SWT. Dan salah satu amalan yang bisa dikerjakan adalah dengan memperbanyak berdzikir, menghidupkan qiyamul lail, dan memperbanyak membaca al Quran. Wallahu ‘alam.

[1] nu.or.id

Leave a Comment